Visualisasi Data Infrastruktur: Better Insights, Better Policies

Tab primer

Masukan & Bantuan
Hallo, Sobat PUPR!

Kamu ada saran dan masukan untuk Portal Open Data PUPR?
Klik tombol di bawah ya!

KLIK DISINI

“You can have data without information, but you cannot have information without data.” — Daniel Keys Moran

Mayoritas orang akan merasa kesulitan membaca data yang terdiri dari ribuan atau bahkan jutaan angka, baris, kolom, dan tabel. Akan lebih mudah jika data tersebut dibuat dalam bentuk yang lebih ringkas atau melalui visual yang informatif. Misal jika kita dihadapkan pada data seperti di bawah ini, bukankah akan sulit untuk mengetahui karakter, mengambil informasi atau insight dari data tersebut? Terlebih bagi para eksekutif atau pimpinan pengambil kebijakan yang sangat terbatas waktunya untuk mengolah data sebagai dasar dalam rancangan kebijakan.

Oleh karenanya visualisasi data sangatlah penting. Kali ini kami akan mengulas apa saja yang telah dan sedang kami lakukan selama ini untuk memvisualisasi data infrastruktur dalam bentuk dashboard sehingga memudahkan para stakeholder.

Sumber: Quora.com

Tahapan Visualisasi Data

Data dari unit organisasi dihimpun dan dikoneksikan dalam data warehouse Kementerian PUPR menggunakan API (Application Programming Interface). Kemudian data yang bersifat publik dapat diolah menjadi visualisasi dengan menggunakan tools aplikasi Business Intelligence sehingga menjadi tayangan yang menarik dan informatif. Sementara data lainnya yang tidak bersifat publik dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan analisis atau laporan.

Secara umum, langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat visualisasi lebih menarik dan mudah dipahami, antara lain sebagai berikut:

  1. Menentukan informasi apa yang akan ditampilkan
    Dalam menentukan informasi yang akan ditampilkan, dibutuhkan pemahaman terhadap data itu sendiri serta kebutuhan stakeholder akan informasi yang diharapkan. Kedua hal ini akan saling memperkuat dan membantu pengolah data untuk menentukan metode yang akan dilakukan.

  2. Melakukan data cleansing
    Langkah selanjutnya yaitu melakukan data cleansing jika dibutuhkan. Contohnya adalah dengan mengecek kesesuaian dengan format data, mencari data yang tidak sesuai dengan isian, dsb. Hal ini perlu dilakukan agar tetap menjaga konsistensi dan keterbandingan data.

  3. Menentukan tampilan grafik yang akan ditampilkan
    Pemilihan jenis grafik yang digunakan menjadi tantangan tersendiri bagi pengolah data. Tidak hanya harus memperhatikan estetika, namun juga fungsi, tujuan dan kesesuaian dengan data. Setiap grafik memiliki fungsinya masing-masing, dan jenis data seperti data kategorik atau numerik juga menentukan kesesuaian grafik yang digunakan.
    Sebagai contoh, grafik garis sesuai untuk menyajikan data perkembangan dari waktu ke waktu, grafik lingkaran untuk menampilkan data dalam persentase, grafik batang bisa untuk perbandingan kelompok ataupun tren perubahan dari waktu ke waktu, dll. Dalam satu visualisasi dapat memuat beberapa grafik sesuai yang ingin ditampilkan.

  4. Menentukan layout grafik-grafik yang telah dibuat
    Dalam menentukan layout perlu memperhatikan kerapian, keteraturan, kesesuaian warna, serta aturan baku lain seperti penggunaan logo identitas atau icon tertentu agar tampilan visualisasi menjadi menarik dan viewer mudah untuk memahami informasi pada visualisasi tersebut.

Contoh Hasil Visualisasi Data
Visuliasasi Aset Infrastruktur Direktorat Jenderal

Visualisasi Infrastruktur di tiap Direktorat Jenderal menampilkan secara ringkas jenis dan jumlah aset infrastruktur yang dikelola ataupun dihasilkan baik oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan. Jika ingin mengetahui informasi lebih rinci dari masing-masing infrastruktur dapat klik pada nama aset yang dimaksud dan akan muncul visualisasi yang lebih rinci seputar aset tersebut.

Sebagai contoh jika memilih pada infrastruktur Bendungan Operasi dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, maka akan muncul visualisasi seperti di atas yang menampilkan sebaran, agregat nasional maupun provinsi, serta nama bendungan beroperasi berdasarkan balai pengelolanya.

Visualisasi Lainnya

Selain visualisasi sebaran aset infrastruktur, pengolahan data dari data warehouse Kementerian PUPR menghasilkan beberapa visualisasi tematik yang ditayangkan dalam Portal Data.

Visualisasi diatas menampilkan perkembangan kemantapan jalan nasional dari tahun 2013 hingga 2022. Dari grafik ini dapat dilihat kemajuan atau perubahan persentase kemantapan jalan nasional setiap tahun, serta agregat menurut provinsi yang dapat membantu untuk mengetahui provinsi yang masih rendah tingkat kemantapan jalan nasionalnya. Begitu pula untuk jalan provinsi, maupun kabupaten dan kota dengan visualisasi yang serupa.

Contoh visualisasi lainnya adalah capaian Program Sejuta Rumah (PSR). Visualisasi tersebut menginformasikan jumlah unit rumah yang terbangun, persentase kelompok masyarakat yang mendapatkan PSR, sebaran PSR menurut provinsi, hingga tren pembangunan PSR tiap bulannya.

Contoh visualisasi tematik hasil pengolahan data dari data warehouse yang bukan merupakan data infrastruktur adalah visualisasi mengenai progres fisik dan penyerapan anggaran Kementerian PUPR. Visualisasi ini berisi gambaran singkat dari jumlah anggaran serta progres realisasinya yang dikelola oleh Kementerian PUPR dalam satu tahun anggaran. Dalam visualisasi ini juga ditampilkan perkembangan progres fisik dan keuangan berdasarkan bulan, serta sebaran jumlah anggaran dan progres realisasi menurut Unit Organisasi sehingga dapat terlihat perkembangannya masing-masing.

Contoh Visualisasi Dalam Bentuk Infografis

Berbagai bencana alam kerap terjadi di Indonesia, baik yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), lautan (oseanografi) atau disebut dengan bencana hidrometeorologi, bencana geologi, ataupun bencana alam lainnya. Visualisasi Waspada Potensi Bencana menjadi early warning bagi jajaran Kementerian PUPR di pusat dan daerah mengenai provinsi dengan potensi curah hujan sangat tinggi beserta infrastruktur yang berada di provinsi tersebut.

Visualisasi infografis lainnya sebagai bentuk early warning adalah infografis potensi infrastruktur terdampak gempa bumi. Infografis ini dibuat sebagai bentuk kewaspadaan terhadap kejadian gempa bumi terutama dengan magnitudo lebih dari 5. Infografis ini menginformasikan lokasi titik pusat gempa, kekuatan dan kedalaman, waktu terjadinya gempa, serta sebaran dan jumlah infrastruktur PUPR yang berada dalam radius 130 km dari titik episentrum gempa.

From poor data, poor policy to rich data, rich insights, and better policies

Mimpi kami ke depan adalah bagaimana jutaan data yang dimiliki Kementerian PUPR dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kebijakan publik melalui evidence-based policy. Kementerian PUPR berkomitmen kuat dalam membenahi tata kelola data (data governance) dan memanfaatkan data untuk menciptakan nilai (value creation). Kami berharap mimpi ini juga bersambut dimana publik secara luas dapat ikut serta memanfaatkan data yang ada untuk memajukan kualitas kebijakan.

Penulis
Rozi Abrori & Shinta Afwa
PUSDATIN Kementerian PUPR